Senin, 02 April 2012

Sepenggal Nafas

Aku terbangun oleh suara detak jarum jam. Kini hanya sepi yang menemani. Suara jangkrik mengerik bersahutan. Membuat suasana hening ditengah malam semakin terasa. Aku mencoba tuk merangkak berjalan perlahan mengambil wudlu dikesunyian malam. Hawa dingin semakin mendesir, aku mencoba tuk melawan dingin dengan dekapan kedua tangan. Setelah aku berdiri tegap untuk mendirikan shalat malamku, seketika itu aku terjatuh, aku pun terjungkit terkaget dan ternyata semua hanya mimpi. 

Aku yang malang masih dengan keadaanku yang lemah tak berdaya. Dengan dikelilingi oleh selang infuse yang membalut tanganku dan tabung udara yang membantuku untuk bernafas. Entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri. Membuat sedih dan gelisah sanak saudara yang melihatku terbaring lemah diatas seprai biru. Tak tahu juga sudah berapa lama aku tinggalkan shalat, namun aku masih sedikit lega karena balutan jilbabku masih tertata rapi menghiasai kepalaku. Ternyata mereka masih mendengarkan kataku untuk tidak melepaskan jilbabku dengan kondisiku yang bagaimanapun juga.  

Namun semakin lama nafasku tinggal sepenggal, aku berusaha untuk menghirup oksigen dengan sisa-sisa tenagaku. Tanganku perlahan bergerak, menandakan aku tersadar dari tidur lamaku. Namun ternyata itu hanya sebagai prasyarat ucap terakhirq bahwa selamanya kalian ada dihatiku. Dalam hatiku berkata “yah, bu, semuanya….kalian akan selalu ada dihatiku.” Sepintas aku melihat, deraian air mata yang keluar deras dari kedua air mata keluargaku. Aku tersadar hanya untuk mengucapkan kalimat terakhir sebagai seorang hamba Allah yaitu dua kalimat syahadat dan dengan panduan ayahku aku berusaha mengucap syahadat dengan terbata-bata, sepenggal nafas mengiringiku, kini aku terpejam untuk selamanya. 



Nb: teruntuk diriku sendiri khususnya dan umumnya semua muslim muslimah. Kematian adalah kenyataan yang tidak dapat seorang pun menghindar darinya. Kematian adalah kenyataan mutlak. Kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun, jika sang pemilik kehidupan menginginkan hambaNya kembali, maka tak ada sesuatupun yang dapat menghalanginya. Maka hanya ada dua pilihan sebelum semua amal tertutup ( ‘ngis kariiman au mut syahiidan ).  

1 komentar:

lupitha sari mengatakan...

smogga jika aq kembali dlm keadaan khusnul khatimah...amiin...

Posting Komentar