Rabu, 06 Juni 2012

FULANAH TOBAT

Ada seseorang sebut saja fulanah, dia dan dua orang temannya sedang bingung dengan kostum yang akan dipakai untuk menghadiri sebuah acara dikampusnya. Temannya sudah memakai baju. Namun si fulanah masih saja bingung. Karena yang digantungan pakaiannya cuman ada baju merah dan celana pensil, maka dia memutuskan untuk memakainya. Menurutnya bajunya itu agak panjang, sehingga dia merasa sedikit percaya diri mengenakan celana pensil sebagai penutup auratnya. 

Si fulanah dan temannya pun pergi kekampus. Di tengah perjalanannya fulanah dan dua orang temannya berhenti karena ditmuinya dua orang temannya dan satu orang yang kurang dikenalnya, duduk-duduk di dekat lapangan kampus, maka si fulanah dan temannya tadi berhenti untuk sekedar menyapa. Temannya tersebut adalah laki-laki. Kemudian mereka saling mengobrol, dan satu teman laki-laki tadi memuji si fulanah, katanya “cantik banget, mau kemana?” di jawab seadanya oleh si fulanah. Kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya ke sebuah gedung dimana acara diselenggarakan. Teman lelaki fulanah dan dua orang temannya ikut berjalan, karena kebetulan si satu lelaki ini juga mengikuti kegiatan yang sama. Di tengah jalan temannya ini menceletuk “katokmu nah..nah..fulanah…”  Fulanah pun merespon celetukan temannya “katok apa??” Si flanah pun nampaknya respect dan sedikit merasa dengan apa yang di bicarakan temannya, tapi dia mencoba membalas dengan candaan. “kenapa seh emangnya, gantian a??” canda fulanah. Temannya itu lalu mengatakan “lha lihat sendiri sopan apa tidak, pantas apa tidak…” Kata-kata itu membuat si fulanah berfikir, fulanah merasa tidak tenang dan menjadi tidak percaya diri. Namun fulanah mencoba untuk tidak memperlihatkan parasnya yang berbeda. Sesampainya ditempat acara, dia merasa risih, dengan mata-mata yang menatapnya. Sepertinya aneh dan bagaimana gitu…kemudian ada lagi satu teman lelakinya yang mengatakan “kalau yang pakek celanamu aku, pasti aku gag PD”, hati fulanah yang tidak tenang ditambah lagi dengan perkataan temannya yang demikian, semakin berkecambuk perasaan si fulanah. Namun bagaimana lagi, celana itu sudah terlanjur dipakainya. Tak mungkin jika dia harus balik untuk ganti kostum. Dia masih saja membiarkan, tapi ada lagi yang mengatakan, kali ini teman perempuannya “celanamu nah, kok gag biasanya”. Wah…tambah sajah fulanah sutures alias setres…
Setelah selesai acara, fulanah langsung pulang. Sesampainya dirumah, dia berkaca sendiri sembari senyam-senyum. Dia putar-putarkan tubuhnya, dan ternyata memang memalukan. Dia baru menyadari bahwa tak selamanya yang dia sendiri anggap baik dan pantas, belum tentu baik dan pantas dipandangan orang lain. Fulanah pun tak mengulanginya lagi. Akhirnya kini dia sadar dan mencoba untuk berbenah diri sedikit demi sedikit.

Teruntuk teman-teman yang ikut andil dalam menyadarkan fulanah, jazakumullah khairon jazak. 

Nb: Semogga kita semua bisa mengambil ibrah dari cerita si fulanah…